Sambil menggeram marah, Si Pembuat Onar melirik tajam ke arah Putri Naysila kecil. Ia lalu cepat mengambil ember yang tadi, masih ada sepertiga sisa lumpur didalamnya, "Kau, gara-gara kau rencanaku gagal. Sekarang terima akibatnya!!" bentak Si Pembuat Onar sembari mengangkat ember tinggi-tinggi, hendak menyiramkannya pada Putri Naysila yang terdiam ketakutan.
Dua detik.. Satu detik.. Tidak, hanya dalam waktu setengah detik saja, WUUUSH..!! angin sangat kencang tiba-tiba saja datang. Dan bersamaan dengan itu, Si Pembuat Onar berikut ember dan lumpurnya menghilang.. Ya, sempurna menghilang. Putri Naysila ternganga, tak berkedip. Menatap Putri Mumtaza kecil yang terengah-engah, dengan tangan kanan yang masih terangkat ke depan, gemetar.